Kamis, 24 November 2011

Biarkan Cinta Tumbuh Di Hati

Indah selalu bersikap cuek dan jaim bila melihat Ryan yang sikapnya sedikit pemalu, cuek, tapi manis. Dia bisa dibilang cowok kategori idaman di sekolah. Dalam sikapnya yang jaim, hati Indah selalu berbunga-bunga bila melihat si Ryan. Ya, itulah Indah, si miss jaim yang sok bete plus nyebelin.

“Guys...tau gak? Kalo si Ryan yang mantannya lo itu In, udah putus sama adik kelas kita itu, siapa lagi kalo bukan Jenifer yang sedikit keturun bule itu”. Dengan terengah-engah dan melirik Indah, Indah pun menjelaskan dengan jaim. ”Emangnya gue pikirin, dia putus atau nggak, nggak penting banget deh!! Ya nggak sobat, EGP, Emang gue pikirin gitu loch? ha ha ha...”, tawanya bersama Mega dan Dewi.
“Jangan sok munafik deh In, padahal lo senangkan Ryan putus ama Jenifer?” cetus Avi kesal.

“Av, nggak mungkin gue senang atau suka sama Ryan, dia itu kan kurus, tinggi, culun lagi, trus jelek, idiiih... amit-amit deh gue suka lagi sama dia, gue benci sama dia“, kata Indah dengan pedenya dan sedikit emosi.

“Duuuh...lo itu gimana sih In, belum tentukan Ryan putus sama Jenifer trus dia mau balikan sama lo lagi, paling dia tambah bete lihat lo, jangan sok jaim deh lo!” cetusnya sambil tersenyum.
Bel berbunyi dan tidak ada lagi di luar kelas dan melanjutkan pelajaran, dan tidak terasa bel istirahat pun berbunyi. Indah duduk sendiri dan tiba-tiba Indah mendengar suara teriakan dari kejauhan sana memanggilnya.

“In, Indah!!” Indah pun spontan terkejut ternyata memanggil dirinya. Indah segera melihat ke samping kiri, ”gila In, gila!!“ ucap Mega sambil terengah-engah.

”Kenapa Meg?” tanya Indah heran. ”Sini ...lihat tu si Ryan main basket, keren benget ya?“ kata Mega antusias.
Mata Indah langsung tertuju ke lapangan basket dan terpaku pada sosok Ryan yang sedang menribble bola dan melakukan shoot tiga kali dengan pasti, Indah pun tersadar dari tatapan matanya, langsung menggantikan sosok dirinya yang jaim.

“Ooh”, ucap Indah datar dan bersikap secuek muingkin.
”In, lo beneran nggak suka sama Ryan. Dia itukan keren trus pintar lagi!” puji Mega geram.

“Emang gue harus suka sama Ryan?” katanya sinis.
Di antara percakapan itu, Mery datang dan memotong pembicaraan mereka. ”Hey berdua aja nih, ikutan dong! Oya, aku suntuk nih?”. ”Lalu”? tanya Indah singkat. ”Ya seperi biasa, main tebak-tebakan, harus mau ya... ya... ya...?” paksa Mery kepada Mega dan Indah.
”Kenapa anjing kalau di panggil selalu menggoyangkan ekornya?” tanya Mery kepada Mega dan Indah. Indah pun langsung menjawab, ”ya iyalah, nggak mungkinkan kepalanya yang goyang-goyang, ntar disangka anjing gaul, ajep-ajep lagi”.

“Salah!!!” ucap Mery singkat.
”Loh kok gitu, kan benar Mer?” balas Indah protes. ”Indah, ini kan teka teki gue, jadi terserah gue dong mana yang benar atau salah, gimana sih?” jawabnya sedikit dingin.
”Nah sekarang giliran lo Meg?” ucap Indah.

”Kalau gue sih, ya nggak mungkin anjing dipanggil, perutnya yang goyang, berarti anjing kelaparan (Busung Lapar” jawabnya cetus.
Indah, Mega dan Mery tertawa dan Mery pun menjawabnya.”Lo..lo pada begok yah? Karena kalo anjingnya goyang pinggul ntar di kira Inul, ha..ha..!!” tawanya bersama Mega dan Indah.

”Uuuh...payah lo Mer? udahan yuk, mendingan kita masuk kelas, lagian permainan basketnya pun selesai”, ajak Mega. Mereka pun langsung masuk dan meninggalkan tempat itu.

Permainanpun tampak selesai, Ryan lewat di depan kelas Indah, namun semua berjalan dengan lancar. Bel pulangpun berbunyi. Indah dan temannya berjalan menuju pintu gerbang dan tiba-tiba Ryan datang menghalang langkah mereka dan berhenti tepat di depan mereka. Mereka terdiam dan Ryan pun berkata, ”kenapa lo tadi lihat-lihat gue, sewaktu gue main basket? Naksir ya sama gue?” tanya Ryan denang penuh canda, dan langsung membelokkan motornya dan meninggalkan mereka.

Mega, Indah dan Mery sontak saling berhadapan dan langsung meledek Indah. ”Ooo...kamu ketahuan liatin Ryan lagi main basket, ha.. ha..”, Mega bernyanyi dengan suara sedikit palles dan semuanya tertawa. Indah langsung memotong sendirannya itu. ”Duuh..lo nggak usah nyanyi deh Meg, palles suara lo tu didengar, jadi mending lo diam aja, tau!!”.

“Ketemu di jalan sambil minum jamu, kacian deh kamu,” ledek si Avi kepada Indah.

”Aduh..kalian ini selalu dan selalu saja meledek Indah, mendingan lo.. lo.. semua main tebak-tebakkan sama gue,pasti ggak bakalan bete”. Saran Mery yang semangat, merekapun tanpa pikir panjang langsung main tebak-tebakkan sambil jalan menuju ke rumah mereka masing-masing. Mery pun memberi pertanyaan di sepanjang jalan. ”Ni ya, kenapa tukang bakso kalo dangang suka mukul piringnya?” Avi tidak mau kalah, langsung menjawab.
“Ya iyalah, nggak mungkin kan dia mukulin bedug, ntar di sangka lebaran lagi”, jawab Indah.

”Nah itu baru benar, tumben lo bisa jawab teka teki gue? Biasanya ngelantur”, pujinya sedikit heran.
”Ya suka-suka gue dong yang jawabkan gue bukan lo, gimana sih, secara?” ucapnya cetus. Mery, Mega dan Avi langsung tersenyum. Mega pun ngeledek Indah, ”ya iyalah Indah nyambung soalnya udah kalah sama Ryan, sok jaim, duh kacian sohib kita ni ha..ha..!” tawanya Mery dan Avi.

Keesokkan harinya di sekolah Avi lewat di depan kelas Ryan dan Ryan pun memanggil Avi. ”Av, gue mau ngomong ama lo, si Indah itu sudah punya cowok baru ya?”, tanya Ryan sedikit ragu.
”Ee..kayaknya nggak tau tuh.. emang kenapa Ry? Lo suka ya sama dia lagi?”, tanyanya ingin tau.

“Eem, sebenarnya iya, gue suka sama dia, tapi gue ragu, ntar dia nolak gue, karena dulu gue pernah nyakitin hatinya. Lo mau ggak nolongin gue untuk bisa balikan lagi dengan Indah”, ungkap Ryan serius.

”Nggak pasti ya bisa bantu lo, masalahnya Indah itu sok jaim , tapi lo cowok yang jentelmen, gimana sih?”, singgung Avi dan langsung meninggalkan Ryan, sementara Ryan hanya terdiam dan malu. Avi pun ke kelas dan menghampiri Indah yang lagi melamun dan mengejutkannya. ”Eh..elo Av, ngejutin aja!!”, ucapnya sinis.

”Maaf deh maaf, abisnya sih, pag-pagi buta gini lo melamun, ntar kesambet lo!”, ucapnya ledekin Indah dan sambil tersemyum.
”Ee..iya gue lupa, In, sebenarnya Ryan suka sama lo lagi, apa lo bakalan terima dia?” tanya Avi serius.

“Eee.. iya nggaklah. Gue ggak bakalan terima dia, tau sendirilah dia itu kan? Av, maksud lo apaan sih? Lo itu bukan kasih saran ke gue, tapi lo?”, sambil menangis dan menahan emosinya dan meninggalkan Avi. Avi tidak sempat mengejar Indah dan berbicara sebentar. ”In, lo jangan salah paham dulu, maksud gue itu, gue nggak mau lo disakitin sama Ryan, ntar mentang-mentang dia abang kelas kita, dia seenaknya nyakitin lo, mempermainkan lo sesuka hatinya aja”, jelas Avi kepada Indah.
Love Miss Jaim

Indah pun hanya terdiam dan menahan tangisannya dan melepaskan tangannnya dari Avi. Mery dan Mega pun mendatangi Avi.
”Lo apain Indah Av, kok tampang Indah sedih dan muram begitu setelah ngomong sama lo tadi,” tanya Mega dan Mery.
”Ya habisnya gue kesal banget sama dia, gue udah tau kok kalau Indah tadi itu tersinggung dan dia juga pernah bilang ke gue kalau dia benci, nggak suka sama Ryan yang katanya jelek, culun, kurus tinggi”, aku Avi

Sambil mengahapus air mata Indah dan teman-temannya berjalan ke kelas. Tanpa disadari teman-teman Indah dan teman-teman Ryan asik bercakap-cakap di depan kelas Indah. Sebelum Indah tambah malu, Indah pun mengambil jalan mundur tujuh langkah, sewaktu Indah melangkah tiba-tiba seseorang memegang bahunya dan Indah pun terkejut dan langsung berbalik arah. Ternyata yang memegang bahunya adalah Ryan. Indah bingung dan pura-pura mengaruk kepalanya dan berkata dalam hati ”duh kenapa tambah gawat aja ini? mimpi apa ya gue tadi malam?”.

Tanpa pikir panjang Indah berlari dan cengar cengir, spontan Ryan memanggil Indah, ”Indah tunggu dulu”. Indah pun balik ke tempat tadi, ”ada apa?” dengan muka jaim dan sedikit grogi.
”Ee..gue udah tau kok semua sikap lo ke gue,” ucapnya salah tingkah.

”Ee.. Ry... emmm kita basic to basic aja? sorry banget gue udah?” ungkap Indah sedikit kacau (berkata) terbata-bata dan Ryan pun memotong pembicaraan Indah dan menggodanya. ”Mau jadi Miss jaim lagi nih ceritanya?

“What?” jawab Indah memalingkan mukanya.
”Gue tunggu ya di gerbang, Bye miss jaim”, kata Ryan dengan ceria sambil melambaikan tangannya dan mengedipkan matanya. Dalam hati Ryan mengatakan” peaces.. peaces...” sambil mengacungkan jari lima tangannnya. Indah pun berdiri terpaku menatap punggung Ryan yang semakin jauh. ”Ini bukan mimpi kan? Ryan dia....? sambil tersenyum dan melanjutkan langhkahnya menuju kelas dan tidak berhenti tersenyum, merasa keajaiban ini. ”Terima kasih tuhan”, ungkap Indah dalam hati.